Teman dalam Kebisuan
Saat mulut terkatup rapat
Tanpa ada secuil huruf terhumban dari bibirku
Hanya desah nafas lembut
Mengelus pori-pori kulitku
Dia selalu ada dalam diriku
Bukan bayanganku
Bukan pula jiwaku
Dia hanyalah sebuah gubuk
Tempat para akal dan nafsu
Berseteru dalam kalbu
Perjalanan ke samudra angan
Purnama mengapung ditelaga
Terkadang meleleh oleh arus gelombang
Kutatap rembulan itu dengan gamang
Tapi pikiran terpaut dalam angan
Menghempas angin malam
Dia baying dalam kegelapan
Melintasi waktu tanpa rintang
Menerawang masa depan dengan gambling
Sebuah imajinasi mengagumkan
Yang dapat menghibur diri
Dari dunia kelam
Melahirkan sebuah kata “senyuman”
Suara
Suara teman melengking-lengking
bak anak ayam bercicit meminta sesuap nasi
menggangguku yang sedang menulis
secarik puisi
Tak sampai!
Karena otak penuh dengan suara
Yang bergemuruh hebat
Mengoyak sel-sel penghasil pemikiran dari seni
Ditambah lagi teriakan mereka seperti bayi
Lantai terguncang bagai gempa
Kala mereka berjingkrak-jingkrak
Serperti setan yang senang telah menjerumuskan
Manusia kedalam dosa
Masa Depan
Selalu ada di ubun-ubun manusia
Dengan penuh gairah dan semangat
Manusia mengejar & terus mengejar
Mengejar yang tak berlari
Mendapat apa yang tak terlihat
Dia
ada di dalam pikiran manusia
Menentukan
rangkaian kisah kehidupan
Mengintip
di setiap perjalanan
Dan
hanya berada di ambang angan-angan